Geologi Teknik Dalam Analisa Rapid Drawdown

Articles

Geologi Teknik Dalam Analisa Rapid Drawdown

Senja di Bali, menyelimuti suasana Silahturahmi antara Saya dengan seorang teman, yang sedang melaksanakan kewajiban cutinya sambil liburan mendinginkan otak dari permasalahan – permasalahan di operasional tambang.

Sayangnya, momen damai itu dirusak oleh teman saya ini yang masih ingin berdiskusi masalah pekerjaan di tambang. Untungnya, bahasan antara kami masih di seputar hal yang saya senangi, yaitu geoteknik & hidrogeologi.

Teman saya, yang katanya baru – baru ini sempat presentasi ke pihak regulator terkait rencana void tambang, merasa penasaran dengan kenapa lubang bekas tambangnya itu ketika dipenuhi oleh air dalam simulasi perhitungan yang dia lakukan, justru malah mendapatkan nilai Faktor Keamanan (FK) yang lebih tinggi dibandingkan ketika belum terisi oleh air.

“Bukankah seharusnya nilai FK nya lebih rendah ya jika diisi dengan air sebesar itu?”, tanyanya.

Well, sebelum saya coba menjawab, saya tanya balik terlebih dahulu seperti apa memang pengaruh keberadaan air ini menurut dia.

Lalu dia menjelaskan bahwa yang dia tahu semakin banyak volume air artinya semakin besar juga beban yang diberikan dan semakin tinggi juga pore water pressure (tekanan air pori) yang tercipta.

Tidak salah.

Untungnya, sambil teman saya mengutarakan pendapatnya, saya bisa sambil googling dulu untuk mencari jawabannya, hehe.

Sangat benar bahwa keberadaan air akan meningkatkan beban terhadap lereng dan juga tekanan porinya. Namun, semua itu tergantung lokasi keberadaan air ini.

Objek yang kita bicarakan hanya satu saja, yaitu “Air”. Uniknya, air bisa punya efek yang berbeda terhadap kestabilan sebuah dinding lereng tergantung dari lokasinya. Jika air tersebut berada di bawah permukaan atau di dalam tubuh lereng dan menjadi air tanah, maka prinsip yang dibilang oleh teman saya tersebut berlaku 100%, yaitu semakin banyaknya volume air di tubuh lereng akan semakin meningkatkan beban dan juga tekanan air pori pada lereng, dan hal tersebut berdampak secara langsung berkurangnya nilai FK pada lereng tersebut. Khususnya untuk lereng dengan material soil atau weak rock.

Beda cerita jika objek air ini berada di atas permukaan. Jika air permukaan dalam volume besar terdapat di bagian puncak sebuah lereng dan dekat dengan batas puncaknya (contoh: sungai, danau), maka beban dari air permukaan tersebut punya pengaruh terhadap pengurangan nilai FK, dikarenakan akan meningkatkan Force (gaya dorong) pada lereng, meski tanpa ada komponen tekanan air pori.

Nah, jika air permukaan tersebut berada di “samping” atau langsung menutupi lereng, justru nilai FK – nya akan naik!

Kok bisa?!

Karena keberadaan air permukaan pada dinding lereng justru akan memiliki hydrostatic force yang membantu dalam meningkatkan Moment (gaya tahan) dan menstabilkan lereng tersebut dengan cara mengubah bebannya seakan menjadi confined atau mengunci lereng dan menahannya dari terjadinya pergerakan. Ya, walaupun tetap akan ada erosi – erosi pada lereng, tapi terbilang dangkal dan hanya terjadi pada material – material permukaan luar lereng yang mudah tergerus dan tidak kompak, selebihnya relatif tetap aman.

Jadi itulah alasan kenapa lubang bekas tambang miliki teman saya justru naik FK – nya ketika sudah diisi oleh air.

No alt text provided for this image

Hal tersebut juga biasa terjadi pada proyek – proyek di bendungan, khususnya bendungan urugan atau earth dam. Makanya, ketika bendungan urugan tersebut mengalami rapid drawdown, bisa berdampak terhadap berkurangnya nilai FK lereng bendungan.

“Oh ya? Apa itu Rapid Drawdown?”.

Teman saya malah jadi lebih antusias menanyakan lebih jauh terkait rapid drawdown. Hmm, sepertinya salah saya dalam mengarahkan pembicaraan, jadi malah tambah pusing 😵

Sambil menatap hijaunya sawah – sawah di Bali dengan alunan angin sore, akhirnya saya pun akan memulai bahasan baru, Rapid Drawdown.